Halaman

Pages

Laman

Jumat, 27 Desember 2013

Tindak Tutur Isbati/Deklarasi Dalam Tuturan Tokoh Film 3 Hati 2 Cinta 1 Dunia



PROPOSAL PENELITIAN
Dosen Pengampu : Ika Arifianti, M. Pd.




 




TINDAK TUTUR ISBATI/DEKLARASI 
DALAM TUTURAN TOKOH FILM 3 HATI 2 CINTA 1 DUNIA

Disusun sebagai Tugas Tengah Semester Mata Kuliah Pragmatik


Oleh :
Taofiq Arrohman
(0620064811)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2013


DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
BAB I
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 4

BAB II
E.1 Tinjauan Pustaka 5
E.2 Landasan Teritis 5
E.2.1 Pragmatik 6
E.2.2 Tindak Tutur 6
E.2.3 Tindak Tutur Isbati 7
E.2.3  Wacana 8

BAB III
Metode Penelitian 10
F. Pendekatan Penelitian 10
G. Data dan Sumber Data 10
H. Prosedur Penelitian 10
I. Teknik Analisis Data 11
J. Kartu Data 11
K. Penyajian Hasil Analisis 12
DAFTAR PUSTAKA 13

i




BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Masalah yang kompleks untuk di bicarakan adalah masalah bahasa.  Ketika seseorang berkomunikasi kebanyakan dari mereka menggunakan bahasa yang bahasa lisan dan bahasa tulisan. Bahasa tulis lebih terikat pada unsur-unsur yang memiliki fungsi gramatikal, sebaliknya bahasa lisan  sangat terikat oleh kondisi, situasi, topik, waktu dan kondisi pembicara.  Dalam berkomunikasi lisan penutur harus memperhatikan tutur katanya agar teratur. Dengan adanya konteks yang menyertai ujaran lisan maka pesan yang ingin disampaikan penutur  dapat diterima oleh lawan bicara kita dengan baik.
Tindak tutur adalah salah satu objek kajian pragmatik. Apabila seseorang berbicara, adakalanya orang itu juga melakukan sesuatu, tidak sekadar mengatakan sesuatu, bahkan mengharapkan reaksi dari orang yang mendengarkan pembicaraannya. Apabila si pendengar memberikan reaksi dalam bentuk ujaran, kadang-kadang ia juga melakukan sesuatu sekaligus, bahkan juga mengharapkan reaksi dari pembicara pertama tadi (yang kemudian menjadi pendengar). Seluk-beluk sesuatu yang dikatakan, sesuatu yang dikatakan sambil bertindak sesuai dengan apa yang dikatakan itu, dan reaksi yang diharapkan dari kata-kata, merupakan bagian pragmatik yang diistilahkan oleh Searle dengan tindak tutur atau tindak ujar, atau tindak bahasa (Atmazaki, 2002:44).
Tindak tutur merupakan bagian dari peristiwa tutur. Tindak tutur dan peristiwa tutur merupakan dua gejala yang terdapat pada satu proses yakni proses komunikasi. Tindak tutur adalah tindak yang dilakukan dalam menyampaikan atau menyebutkan suatu maksud oleh penuturnya. Tindak tutur lebih dilihat pada makna atau arti tindakan dalam tuturannya, sedangkan dalam peristiwa tutur lebih dilihat pada tujuan peristiwanya. Tindak tutur deklarasi adalah tindak tutur yang dilakukan si penutur dengan maksud untuk menciptakan hal (status, keadaan dan sebagainya) yang  baru misalnya memutuskan, membatakalkan, melarang dan mengizinkan (Lecch, 993:48). Senada dengan itu, Yule (2006:92) mengatakan bahwa tindak tutur deklarasi adalah jenis tindak tutur yang mengubah dunia melalui tuturan.
Penelitian ini dikaji empat bentuk tindak tutur, yaitu tindak tutur memutuskan, tindak tutur membatalkan, tindak tutur melarang, dan tindak tutur mengizinkan (Yule 2006:92). Masing-masing tindak tutur deklarasi tersebut adalah sebagai berikut. (1) tindak tutur memutuskan adalah tindak tutur yang dilakukan si penutur untuk memberikan sesuatu keputusan atau untuk memutuskan suatu hal atau suatu perkara. (2) tindak tutur membatalkan merupakan tindak tutur yang dilakukan si penutur untuk menyatakan bahwa sesuatu hal itu tidak bisa dilaksanakan. (3) tindak tutur melarang adalah tindak tutur yang dilakukan oleh si penutur dengan tujuan bahwa mitra tutur dilarang agar tidak mengerjakan atau melakukan sesuatu. (4) tindak tutur engizinkan merupakan tindak tutur yang dilakukan sipenutur dengan tujuan untuk mperbolehkan mitra tutur untuk melakukan sesuatu.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas tersebut, dapat disimpulkan bahwa tindak tutur adalah tindakan yang ditampilkan melalui tuturan-tuturan untuk menyampaikan maksud dan tujuan kepada orang lain di dalam berbagai situasi kegiatan yang berdimensi sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
Berdasarkan beberapa pendapat para  pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa tindak tutur deklarasi adalah tindak tutur yang dilakukan sipenutur dengan tujuan untuk dapat menciptakan sesuatu keadaan yang baru dan dapat mengubah dunia ini atau keadaan melalui suatu tuturan.
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Teks adalah bahasa yang berfungsi, maksudnya adalah bahasa yang sedang melaksanakan tugas tertentu (menyampaikan pesan atau informasi) dalam konteks situasi, berlainan dengan kata-kata atau kalimat-kalimat lepas yang mungkin dituliskan di papan tulis. Konteks adalah sesuatu yang menyertai atau yang bersama teks. Secara garis besar, konteks wacana dibedakan atas dua kategori, yakni konteks linguistik dan konteks ekstralinguistik.
Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.
Lain halnya menurut Owen dalam Stiawan (2006:1), menjelaskan definisi bahasa yaitu language can be defined as a socially shared combinations of those symbols and rule governed combinations of those symbols (bahasa dapat didefenisikan sebagai kode yang diterima secara sosial atau sistem konvensional untuk menyampaikan konsep melalui kegunaan simbol-simbol yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan).
Pendapat di atas mirip dengan apa yang diungkapkan oleh Tarigan (1989:4), beliau memberikan dua definisi bahasa. Pertama, bahasa adalah suatu sistem yang sistematis, barang kali juga untuk sistem generatif. Kedua, bahasa adalah seperangkat lambang-lambang mana suka atau simbol-simbol arbitrer. Menurut Santoso (1990:1), bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar.
Dipilihnya film 3 hati 2 dunia 1 cinta sebagai sumber data penelitian ini, dikarenakan film ini adalah fim  yang dapat menghibur sekaligus mendidik parapenikmatnya terutama pengetahuan tentang agama Islam dan tradisi islam serta hukum-hukum islam. Kisahsah didalam film ini sangat sederhana dan  kejadian atau fenomena yang diceritakan dalam filem sesuai dengan fenomena  atau kejadian yang terdapat pada masyarakat indonesia yang memiliki banyak kultur budaya dan agama. Film ini dirasa dapat memberikan pengetahuan kepadapeikmat film. Berdasarkan alasan tersebut peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh tindak tutur, terutama masalah tindak tutur isbati.
 
       B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut.
a. Apa itu tindak tutur isbati?
b. Bentuk tindak tutur isbati apa saja yang digunakan pada film 3 hati 2 cinta 1 dunia?
       C.    Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini sebagai berikut.
a. Mendeskripsikan bentuk tindak tutur deklarasi yang dingunakan digunakan pada film 3 hati 2 cinta 1 dunia.
b. Mendeskripsikan fungsi tindak tutur deklarasi digunakan pada film 3 hati 2 cinta 1 dunia.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitaan ini dibagi menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.
a.    Manfaat toritis
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan tentang tuturan isbati dalam ilmu kebahasaan.
2. Hasil penelitian ini dapat menjadi potret keanekaragaman dan keunikan bahasa.
3. Hasil penelitian ini dapat menjadi penambah wawasan baru dalam ilmu pengetehuan pada umumnya dan ilmu sosiolinguistik pada khususnya.
b.    Manfaat praktis
1.    Bagi pembaca, hasil penelitian ini memberikan manfaat pengetehuan tentang tuturan isbati dalam bertutur.
2.    Bagi peneliti, hasil penelitan ini dapat menambah keterampilan dan ilmu pengetahuan bahasa.
3.    Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi peneliti lain yang sedang melakukan penelitian sosiolinguistik.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS

E.1 Tinjauan Pustaka
Penelitian bahasa merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi para peneliti yang menilmatinya. Kegiatan penelitian bahasa sampai saat ini masih terus dilakukan oleh para ahli bahasa, baik yang sifatnya menguatkan penelitian yang sudah ada maupun penelitian yang dilakukan untuk menemukan pengetahuan yang baru yang fungsinya untuk menambah khasah pengetahuan bahasa. Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dalam penelitian ini ada dua, yaitu (1) Malau (2009) dan Budiyati (2001).
Malau (2009) didalam skripsinya yang berjudul Tindak Tutur dalam Seri Cerita Kenangan Agenteuil Hidup Memisahkan Diri karya NH. Dini membahas tentang jenis-jenis tindak tutur berdasarkan teori Searle, yaitu tindak tutur representatif, tindak tutur komisif, tindak tutur direktif, tindak tutur deklaratif dan tindak tutur ekspresif. Tindak tutur dalam Seri Cerita Argenteuil Hidup Memisahkan Diri disimpulkan bahwa hanya terdapat empat jenis tindak tutur saja yaitu tindak tutur represetatif, tindak tutur komisif, tindak tutur direktif, dan tindak tutur deklaratif.
Budiyati (2001) dalam tesisnya yang berjudul “Kevariasian Tindak Tutur Percakapan Tokoh Utama Wanita dalam Novel-novel Karya Pengarang wanita”. Dalam penelitiannya ditemukan jenis tindak tutur yang terdapat di dalam keempat novel yang dikajinya antara lain tindak tutur representatif, tindak tutur direktif, tindak tutur ekspresif, tindak tutur komisif, dan tindak tutur deklarasi.

E.2 Landasan Teoritis
Teori yang digunakan dalam penelitian ini meliputi, (1) Pragmatik(2) Tindak Tutur, (3) Tindak Tutur Isbati, (4) Wacana.

E.2.1 Pragmatik
Pragmatik adalah kajian tentang dieksis (paling tidak sebagian), implikatur, praanggapan, tindak tutur, dan aspek-aspek struktur wacana (Levinson 1983:9). Menurut pendapat Leech (dalam Rustono 1999:1) bahwa pragmatik adalah studi mengenai makna ujaran di dalam situasi-situasi tertentu. Sejalan dengan pendapat Leech, Gunarwan (dalam Rustono 1999:4) mengemukakan pendapatnya yaitu bahwa pragmatik merupakan bidang linguistik yang mengkaji hubungan (timbal balik) fungsi ujaran dan bentuk (struktur) kalimat yang mengungkapkan ujaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pragmatik merupakan bidang linguistik yang mengkaji hubungan timbal balik antara fungsi dan bentuk tuturan.

E.2.2 Tindak Tutur
Tindak tutur (speech act) adalah gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh kemampuan bahasa oleh penutur dalm menghadapi situasi tertentu. Tindak tutur atau tundak ujar dapat menyatakan bahwa mengucapkan suatu ekspresi, pembicara tak semata-mata mengatakan sesuatu dengan mengucapkan ekspresi itu. Dalam mengucapkan ekspresi itu orang bersangkutan juga’menindakan’ sesuatu (Chaer dalam Rohmadi 2010:32).
Suwito dalam bukunya Sosiolinguistik: Teori dan Problem mengemukakan jika peristiwa tutur (speech event) merupakan gejala sosial dan terdapat interaksi antara penutur dalam situasi dan tempat tertentu, maka tindak tutur lebih cenderung sebagai gejala individual, bersifat psikologis dan ditentukanm oleh kemampuan bahasa penutur dalam menghadapi situasi tertentu. Jika dalam peristiwa tutur orang menitikberatkan pada tujuan peritiwa, maka dalam tindek tuutr irang lebih memperhatikan makna atau arti tindak dalam tuturan itu
Tindak tutur sebagai wujud peristiwa komunikasi bukanlah peristiwa yangterjadi dengan sendirinya, melainkan memunyai fungsi, mengandung maksud,dan tujuan tertentu serta dapat menimbulkan pengaruh atau akibat pada mitratutur. Tarigan (1990:145) mengemukakan bahwa komunikasi memunyai fungsiyang bersifat purposif, mengandung maksud dan tujuan tertentu, dan dirancanguntuk menghasilkan efek, pengaruh, akibat pada lingkungan para penyimak danpara pembicara. Demikian halnya dengan komik yang dibuat oleh penulis kepadapembacanya.
Tindak tutur juga dibedakan menjadi dua yaitu tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung. Penggunaan tuturan secara konvensional menandai kelangsungan suatu tindak tutur langsung. Tuturan deklaratif, tuturan interogatif, dan tuturan imperatif secara konvensional dituturkan untuk menyatakan suatu informasi, menanyakan sesuatu, dan memerintahkan mitra tutur melakukan sesuatu. Kesesuaian antara modus dan fungsinya secara konvensional inilah yang yang merupakan tindak tutur langsung. Sebaliknya, jika tututan deklaratif digunakan untuk bertanya atau memerintah –atau tuturan yang bermodus lain yang digunakan secara tidak konvensional-, tuturan itu merupakan tindak tutur tidak langsung. Sehubungan dengan kelangsungan dan ketaklangsungan tuturan, tindak tutur juga dibedakan menjadi tindak tutur harfiah (maksud sama dengan makna kata-kata yang menyusunnya) dan tidak harfiah (maksud tidak sama dengan makna kata-kata yang menyusunnya). Jika dua jenis tindak tutur, langsung dan taklangsung, digabung dengan dua jenis tindak tutur lain, harfiah dan takharfiah, diperoleh empat macam tindak tutur interseksi, yaitu (1) tindak tutur langsung harfiah, (2) tindak tutur langsung takharfiah, (3) tindak tutur taklangsung harfiah, (4) tindak tutur taklangsung takharfiah.
Menurur Austin (1962), tuturan dibedakan menjadi tuturan konstatif dan tuturan performatif. Tuturan konstatif adalah tuturan yang menyatakan sesuatu yang kebenarannya dapat diuji benar atau salah dengan menggunakan pengetahuan tentang dunia.

E.2.3 Tindak Tutur Isbati
Tundak tutur deklarasi/establisif/isbati, yaitu tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk menciptakan hal (status, keadaan, dsb) yang baru. Tindak tutur ini disebut juga dengan istilah isbati. Yang termasuk ke dalam jenis tuutran ini adalah tuturan dengan maksud mengesankan, memutuskan, membatalkan, melarang, mengabulkan, mengizinkan, menggolongkan, mengangkat, mengampuni, memaafkan. Tindak tutur deklarasi dapat dilihat dari contoh berikut ini.
1. “jangan pegang-pegang rambut ayang saya pak.” (melarang).
2. “eh muka lo merah tu, kepedesan kali. silahkan diminum tu.” (mengizinkan).
3. “makasih ya peh, tapi delia ga mau pindahkuliah ah.” (memutuskan).

E.2.4  Wacana
Wacana berasal dari bahasa latin yaitu “discursus”. Discursus terbentuk dari dua kata dis yang berarti dari arah yang berbeda dan currere berarti lari. Pengertian tersebut dalam perkembangannya, berarti penggunaan bahasa dari suatu topik lain secara teratur. Menurut Hoed (1994:134)  bahwa wacana dapat terdiri hanya satu kata. Meskipun hanya terdiri dari satu kata, makna yang terkandung tidak hanya makna itu saja, akan tetapi makna luarnya yaitu makna yang diacu oleh kata tersebut. Lebih lanjut Hoed (1994:134) menjelaskan bahwa wacana mengacu pada unsur di dalam dan di luarnya, sedangkan kalimat atau kata hanya mengacu di dalam dirinya. Sementara itu, Tarigan (1987:27) berpendapat bahwa wacana yaitu suatu bahasa terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan korelasi dan koherensi yang tertinggi dan berkesinambungan yang memunyai awalan dan akhiran yang nyata disampaikan secara lisan maupun tulis.
Chaer (2003:267) berpendapat yang sama dengan Kridalaksana bahwa wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Sebagai satuan bahasa yang lengkap, maka dalam wacana itu berarti terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, yang bisa dipahami oleh pembaca (dalam wacana tulis) atau pendengar (dalam wacana lisan), tanpa keraguan apa pun. Sebagai satuan gramatikal tertinggi atau terbesar, berarti wacana itu dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal, atau persyaratan kewacanaan lainnya  Dengan kata lain wacana dapat diartikan sebagai satuan yang menyatakan topik tertentu yang tertuang dalam kalimat atau sekumpulan kalimat yang mengikuti konteks tertentu
Tarigan (1987:27) berpendapat bahwa wacana yaitu suatu bahasa terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan korelasi dan koherensi yang tertinggi dan berkesinambungan yang mempunyai awalan dan akhiran yang nyata disampaikan secara lisan maupun tulis. Dalam bahasa tulis awalan dan akhiran sangatlah penting, karena dalam bahasa tulis tanda baca dan konteks kalimat yang mempermudah pemahaman pembaca. Berbeda dengan bahasa tulis, dalam bahasa lisan konteks kalimat dan ekspresi penutur yang mendukung. 



                                                                 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

F. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karana data yang diteliti adalah tuturan dari tokoh yang berperan dalam film 3 hati 2 cinta 1 dunia. Sedangkan pendekatan deskriptif sigunakan untuk mendeskripsikan tindak tutur isbati yang terdapat pada film film 3 hati 2 cinta 1 dunia. Tuturan yang menjadi data dalm penulisan penelitian ininterealisasi dalam percakapan yang terjadi dalam setiap dialog pada setiap adegan.

G. Data dan Sumber Data
Data penelitian ini berupa penggalan wacana percakapan yang mengandung tindak tutur isbati yang terdapat pada film 3 hati 2 cinta 1 dunia. Ddata veriabel lisan tersebut ialah berupa percakapan atau tuturan antar pemeran yang ada pada film 3 hati 2 cinta 1 dunia ketika sedang melakukan perbincangan dalam setiap adegannya.
Sumber data penelitian ini adalah sebagian dari tuturan dalam film 3 hati 2 dunia 1 cinta yang mengandung tuturan isbati. Film yang mengkisahkan tentang cerita cinta dan perbedaan keyakinan. Tindak tutur yang dikaji dalam penelitian ini yang datanya terdapat pada film ini adalah tindak tutur isbati.

H. Prosedur Penelitian
            Langkah-langkah dalam menganalisis data, yaitu yang pertama data yang diperoleh dari film yang kita lakukan dengan teknik simak dan kita catat dalam kartu data, setelah itu dipilah sesuai tindak tutur, kemudian dianalisis berdasarkan tindak tuturnya, setelah mengetahui hasil analisisnya kemudian dikelompokkan berdasarkan tindak tutur isbati.
            Langkah-langkah dalam proses menganalisis data adalah sebagai berikut.
1. Data yang telah diperoleh dicatat dalam kartu data.
2. Setelah dicatat dalam kartu data, kemudian data dianalisis dan dikelolpokkan  berdasarkan bentuk tindak tutur.
3. Setelah mengetahui hasil analisis data kemudian diklasifikasikan berdasarkan bentuk tundak tutur isbati.
I. Teknik Analisis Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode normatif. Metode normatif adalah metode yang penggunaannya didasarkan pada fakta atau fenomena yang ada, yang secara empiris ada pada penuturnya sehingga yang dicatat berupa uraian bahasa yang dututurkan yaitu berupa tindak tutur isbati (Subroto dalam Muhammad 2011:222).
Data yang telah diperoleh dikelompokkan dalam kartu data dan dianalisa. Langkah yang dilakukan dalam menganalisis data, yaitu data yang diperoleh dengan cara menyimak sumber data dan dicatat dalam kartu data, selanjutnya data tersebut dipilah ada tidaknya tindak tutur isbati dan kemudian dianalisis apakah data tersebut ada faktor yang memengaruhi, selanjutnya menentukan faktor-faktor penyebab register berdasarkan data tersebut.

J. Kartu Data
          Kartu data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Kartu data digunakan untuk memepermudah kerja peneliti dalam mengklasifikasikan data berdasarkan kajian penelitian.
Tabel 1
Kartu Data Penelitian
KARTU DATA
Nomor Data :
Konteks :
Tuturan Pengungkapan Topik :
Analisis Data :



K. Penyajian Hasil Analisis
Penyajian hasil analisis ini merupakanlangkah selanjutnya setelah analisis data. Menurut Sudaryanto (1993 : 145), pemaparan pemaparan hasil penelitian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan metode formal dan informal. Metode fiormal adalah perumusan dengan tanda dan lambag-lambag. Metode informal adalah perumudan dengan kata-kata biasa, walaupun dengan terminologi yang bersifat teknis.
Penyajian hasil analisis dalam penelitian ini menggunakan metode informal. Metode informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa meskipun dengan terminologi yang bersifat teknis. Metode informal digunakan dalam penelitian ini karena hanya berdasarkan fakta atau fenomena yang ada dan secara empiris hidup pada penuturnya sehingga yang didapat berupa uraian bahasa yang dituturkan oleh penutur. Hasil analisis data peda analisis ini mencakup beberapa bentuk yaitu, register karyawan di lingkungan konveksi Banjerejo Kecamatan Karanganyar.


Tindak Tutur Isbati
Tundak tutur deklarasi/establisif/isbati, yaitu tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk menciptakan hal (status, keadaan, dsb) yang baru. Tindak tutur ini disebut juga dengan istilah isbati. Yang termasuk ke dalam jenis tuutran ini adalah tuturan dengan maksud mengesankan, memutuskan, membatalkan, melarang, mengabulkan, mengizinkan, menggolongkan, mengangkat, mengampuni, memaafkan. Tindak tutur deklarasi dapat dilihat dari contoh berikut ini.
1. “jangan pegang-pegang rambut ayang saya pak.” (melarang).
2. “eh iya silahkan diminum tu.” (mengizinkan).
3. “makasih ya pah, tapi Delia ga mau pindahkuliah ah.” (memutuskan).

1.      TINDAK TUUR ISBATI MELARANG :
Tindak tutur isbati melarang merupakan bagian dari tindak tutur isbati yang menyatakan tidak mengizinkan atau tuturan yang mengandung  larangan terhadap segala sesuatu agar tidak melakukan sesuatu.

KONTEKS I : DELIA MALARANG PAK POLOISI MEMEGANG RAMBUT RIJID.

Polisi             : selamat malam pak. Kenapa tidak memakai helm?
Rosyid                      : maaf pak. Tapi pak kalo ada helm yang muat buat kepala saya ni pak, saya beli pak
Delia                         : jangan pegang-pegang rambut ayang saya pak!
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                        (Data 1)
Penggalan wacana lisan diatas merupakan bentuk tindak tutur yang tergolong dalam jenis tindak tutur isbati melarang. Dikelompokkan dalam tindak tutur isbati melarang karena dalam kutipan tuturan “jangan pegag-pegang rambut ayang saya pak” menyatakan bahwa maksud dari tindak tutur trsebut adalah untuk menyatakan larangan kepada pak polisi agar tidak memegang rambut pacarnya yang kribo.


2.      TINDAK TUTUR ISBATI MEMUTUSKAN:
Tindak tutur isbati memutuskan merupakan tindak tutur yang menyatakan pilihan terhadap sesuatu dengan keyakinan yang dimiliki penutur atau mitra tutur dalam suatu konteks.

KONTEKS II : DELIA MEMINTA HADIAH KAPADA ROJID.

Delia                         : kamu ditungguin ga si?
Rosyid          : ga, tapi kalo udah bareng sama anak-anak sampe malem.
Delia                         : yaudah, tapi jangan begadang ya!
Rosyid          : yaudah makasih!
Delia                         : kasih hadiah dulu dong!
  
         (data 2)
Penggalan wacana lisan diatas merupakan bentuk tindak tutur yang tergolong dalam jenis tindak tutur isbati memutuskan. Tindak tutur isbati memutskan ini dibuktikan dalam kutipan tuturan lisan “yaudah tapi jangan begadang ya!”.  Maksud dari pada kutipan tuturan lisan tersebut adalah bahwa Delia menyatakan bahwa dirinya memutuskan untuk pulang dan melarang rojid untuk begadang.


KONTEKS III : ORANG TUA DELIA MEMINTA DELIA KULIAH DI AMERIKA.

Om                            : Del, papa udah urus semua kuliah kamu, jadi mulai semester depan kamu adah bisa kuliah di Amerika sama kakak kamu.
Tante             : kamu denger ga si papa kamu ngomong? Bilang apa sama papa?
Delia                         : makasih ya pah, tapi delia ga mau pindah kuliah ah.

                 (data 3)
Penggalan wacana lisan diatas merupakan bentuk tindak tutur yang tergolong dalam jenis tindak tutur isbati memutuskan. dalam tuturan diatas dikatakan tindak tutur isbati melarang karena dalam tuturan “makasih ya pah, tapi delia ga mau pindah kuliah ah.” menyatakan bahwa delia memutuskan untuk tetap tidak kuliah di amerika dan tetap melanjutkan kuliahnya di kampus yang sekarang ini.


KONTEKS IV : PAK RW MENYURUH SALING MEMAAFKAN

Pak RW        : sudah-sudah, sekarang kalian kan sudah saling memaafkan, sekarang bubar dan jangan sekali-kali ulangi lagi.
Warga           : huuuuuuuuu. Ayo buabar-bubar
                 (data 4)
Penggalan wacana lisan diatas merupakan bentuk tindak tutur yang tergolong dalam jenis tindak tutur isbati memutuskan. dalam tuturan diatas dikatakan tindak tutur isbati melarang karena dalam tuturan “sudah-sudah, sekarang kalian kan sudah saling memaafkan, sekarang bubar dan jangan sekali-kali ulangi lagi.” Pak RW mengatakan kapada warga untuk saling memaafkan dan memutuskan untuk membubarkan waeganya itu kerumah masing-masing.


KONTEKS V : ABAH DAN ROJID TERLIBAT ADU MULUT YANG BERUJUNG DIUSIRNYA ROJID DARI RUMAH.

Abah                         : Rosyid......... Eh....... Ga punya otak lo ya?..... ha?
                      Ga ada perempuan laen apa didunia?
Rosyid          : ya kalo udah jodoh gimana lagi Bah?
Abah                         : eh Allah tidak akam menjodohkan orang yang bukan seagama.
Rosyid          : terus gimana orang yang udah nikah beda agama sampe punya anak cucu? Sampe mati. Apa itu bukan kehendak allah?
Abah                         : bukan
Rosyid          : mau tau dari mana kalo itu bukan kehendak allah?
Abah                         : Astagfirullah........ ini ga bisa ditawar-tawar rijid.
                      Tapi kalo lo masih ngotot, keluar lo dari rumah gue!
                      Lo ga akan gue aku sebagai anak lagi.
Umi               : Astagfirullah Bang, jangan ngomong gitu!
Abah                         : minggat sekalian aja!

                 (Data 5)
Penggalan wacana lisan diatas merupakan bentuk tindak tutur yang tergolong dalam jenis tindak tutur isbati memutuskan. Dalam kutipan tuturan diatas digolongkan dalam tindak tutur isbati bentuk memutuskan karena dalam kutipan tuturan “Tapi kalo lo masih ngotot, keluar lo dari rumah gue!” memiliki maksud untuk menyatakan ungkapan putusan dari Abah kepada rijid intuk angkat kaki dari rumah.



3.      TINDAK TUTUR ISBATI MENGIZINKAN:
Tindak ttur isbat mengizinkan merupakan cabang dari tindak tutur isbati yang menyatakan untuk memberikan izin terhadap tuturan permintaan yang diharapkan atau diajukan terhadap penutur atau mitra tutur dalam sebuah pembicaraan atau konteks.

KONTEKS VI : MAMA DELIA MENYATAKAN BAHWA TIDAK ADA PENYAIR SETELAH RENDRA.

Tante                         : mama pikir ga ada lagi yang mau jadi penyair setelah Rendra
Rosyid          : ada tante. Saya. Hehehe
Tante             : Del, sini sebentar!
Om                : oh, silahkan duduk
Rosyid          : oh ga papa Om, disini ga papa

                 (Data 6)
Penggalan wacana lisan diatas merupakan bentuk tindak tutur yang tergolong dalam jenis tindak tutur isbati mengizinkan. Digolongkan dalam tindak tutur isbati bentuk melarang karena dalam kutipan tuturan “silahkan duduk!” memiliki maksud untuk menyatakan ungkapan mempersilahkan duduk  kepada rojid.


KONTEKS VII : ROJID MENGANJURKAN UNTUK DATANG KE TOKONYA LAGI
           
Rosyid          : silahkan aja sering sering kesini!
Nabila           : iya. Aku pulang dulu ya
Rosyid          : iya

                 (Data 7)
Penggalan wacana lisan diatas merupakan bentuk tindak tutur yang tergolong dalam jenis tindak tutur isbati mengizinkan. Kutipan tindak tutur diatas digolongkan dalam tindak tutur isbati bentuk melarang karena pada kutipan tuturan “silahkan aja sering-sering kesini!” memiliki maksud untuk menyatakan ungkapan mempersilahkan nabila untuk datang lagi ke toko milik rojid lain waktu.


KONTEKS VIII : ABAH MENYURUH ROJID MAKAN

Abah                         : makan dulu tu Syid, Umi lo masak enak buat lo!
Rosyid          : tumben baek?
Abah                         : udah makan!
                      Eh, muka lo merah gitu jid, kepedesan ye? Minum tu!
Rosyid          : ga ada jampi-jampinye kan be
                      ya udah aye minum ya be!
Abah             : iye siahkan diminum.

                 (Data 8)
Penggalan wacana lisan diatas merupakan bentuk tindak tutur yang tergolong dalam jenis tindak tutur isbati mengizinkan. Tindak tutur isbati mengizinkan ini dibuktikan dalam kutipan tuturan “yaudah aye makan ya be” . Pada kutipan tuturan tersebut Abah mempersilahkan dengan mengizinkan Rojid untuk untuk meminum air yang ditawarkan abahnya kepada rojid.


4.      TINDAK TUTUR ISBATI MEMAAFKAN:
Tindak tutur isbati memaafkan adalah bagian dari tindak tutur isbati yang menyatakan bagwa penutur atau penutur memberikan maaf atau mengampuni terhadap kesalahan yang telah dilakukan terhadap lawan bicara yang berupa tuturan dalam sebuah konteks pembicaraan.

KONTEKS IX : DELIA MENYATAKAN PERMOHONAN MAAF.

Rosyid          : Del kamu kenapa si?
Delia                         : kita ga usah ketemu dulu ya Syid!
                      Kita coba berpikir jernih untuk hubungan kita.
Rosyid                      : masalah gitu aja dibesar-besarin. Ya maaf kalo aku bikin kamu tersinggung.
Delia                         : kamu ga salah Syid, akunya aja yang ga berperasaan.
Rosyid          : iya ga papa

                 (Data 9)
Penggalan wacana lisan diatas merupakan bentuk tindak tutur yang tergolong dalam jenis tindak tutur isbati memeafkan. kutipan tindak tutur ini digolongkan dalam tindak tutur isbati dalam bentuk memaafkan karena dalam kutipan tuturan “iya ga papa” yang dituturkan rojid dalam filem 3 cinta 2 dunia 1 cinta menyatakan bahwa Rosyid telah memberikan maaf kepada Delia.

KONTEKS X : NABILA MEMAKLUMI ROJID KARNA ULAH ABAHNYA.

Abah                         : masuk-masuk, gue mau ngomong ama lo
Rosyid          : apaan?
Heeee. Duduk. Minumnya ga jadi dong
Nabila           : iya ga papa
                 (data 10)
Penggalan wacana lisan diatas merupakan bentuk tindak tutur yang tergolong dalam jenis tindak tutur isbati memaafkan. kutipaan tindak tutur isbati ini digolongkan dalam tindak tutur isbati dalam bentuk memaafkan karena, dalam kutipan tuturan “iya ga papa” yang dituturkan seorang tokoh benama Nabila dalam filem 3 cinta 2 dunia 1 cinta menyatakan bahwa Nabila telah memaafkan Rosyid.





LAMPIRAN :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9cxo2v4dE_fZjBufbx_2F4Mq9VpcWo_OFBvOsc5VbV4isGkt2f64VglkQ2hkvphW2o4gpgjRJ4GxvTdqhY5O_DB0WtkNd3A7ssyeloLycVMawq3I9PPIbhV0SG2iYkrjwvnFycmTMRj0/s1600/1.jpg
Film Tiga Hati Dua Dunia Satu Cinta adalah sebuah kisah cinta Seorang pemuda muslim. Seorang gadis katolik. Will they live happily ever after?
         PEMERAN :
1.      Rosid - Reza Rahardian
  1. Delia - Laura Basuki
  2. Nabila - Arumi Bachsin
  3. Ayah Rosid (Mansur) - Rasyid Karim
  4. Ibu Rosid (Muzna) - Henidar Amroe
  5. Ayah Delia (Frans) - Robby Tumewu
  6. Ibu Delia (Martha) - Ira Wibowo
  7. Ayah Nabila - Muhammad Assegaf
  8. Ibu Nabila - Gesi Selvia

KARAKTER PEMAIN :
1.  Rosyid             : Pemuda muslim yang idealis , terobsesi menjadi seniman ,mengidolakan penyair w.s rendra , pembangkan , berambut kribo , gagah  asli betawi dan seorang penulis sekaligus penyair
2.  Adelia             : Gadis katolik , lembut , sederhana , manis , pekerja sosial ,kaya dan tertarik dengan rosyid
3.  Nabila              : Gadis muslim , berjilbab , cantik , lembut , patuh kepada orang tua dan idola dengan rosyid
4.  Mahdi              : Ayah Rosyid , tegas namun humoris , islam radikal , tetapi penyayang
5.  Musnah           : Ibu Rosyid , lembut , pengertian , turut dengan suami dan sosok ibu yang sederhana
6.  Ayah Delia      : Tegas , penuh kasih sayang , kaya dan beragama katolik
7.  Ibu Delia         : Cantik , kaya , tegas , penyayang dan beragama khatolik
8.  Tante Rosyid   : Solidaritas tinggi terhadap kelurga , dan pengertian

DIALOG PERCAKAPAN :
Adegan 1
Terlihat pemandangan rumah perkampungan didekat sungai
Adegan 2
Terlihat jelas rumah warga dan sungai
Adegan 3 Di Pekarangan Rumah Rosyid
terlihat 2 orang sedang berjalan

Adegan 4 Di Kamar Rosyid
Terlihat tumpukan buku-buku diatas meja dan beberapa gambar seniman  seperti penyair W.S Rendra benyamin dan seniman lainnya.

Adegan 5 Di Ruang Tamu
Disaat ayah rosyid sedang menulis tiba-tiba rosyid datang dengan penutup kepala dirambutnya.

Ayah Rosyid        : buka ,buka

Kemudian Rosyid membuka penutup kepalanya tersebut.

Ayah Rosyid        : ( dengan marah ) astgafirullah alazim ,, tenyata itu sarang m dipotong juga, dasar anak setan….
Rosyid                  : kalau anak setan berarti abahnya juga setan ( balik membantah   dengan nada yang mengejek )
Ayah Rosyid        : ( semakin marah melempar segelas air  dan mencoba mengejar rosyid terjadi kejar-kejaran disekitar ruang tamu )  
Ibu Rosyid            : ibu rosyid mulai muncul dan menarik tangan ayah rosyid , ada apa sih bang ?
Ayah Rosyid        : ( tidak menjawab malah melanjutkan untuk mengejar rosyid )

Adegan 6 Di Jalanan
Masih terlihat rosyid kejar-kejaran dengan ayahnya masih sangat marah dengan membawa sandal mencoba melempar rasyid
( nampak seorang warga tertawa melihatnya )

Adegan 7 Di Panggung
Rasyid sedang berpuisi dengan disaksikan banyak penonton termasuk delia dan juga nabila.pembacaan puisi selesai delia dan nabila serta beberapa penonton memberikan uples.

Adegan 8  Di Pekarangan Panggung Malam Hari
Dengan sedikit kecewa , rasyid berjalan disusul delia

Rosyid                  : penonton sama sekali tidak menghargai karya sastra padahal saya cuman mau menghidupkan karya sastra seniman kita ( sambil menstatar motornya )
Delia                      : menghidupkan motor saja tidak bisa gimana menghidupkan karya sastra ( sambil tertawa )

Motor pun tidak bisa menyala terpaksa deh rosyid menyuruh adelia mendorong motor vesvanya itu hingga dipinggir jalan hingga akhirnya motornya menyala.

Adegan 9 Susasana Malam Jalan Raya
Diatas motor delia berpuisi diringi canda tawa dbersam rasyid

Adegan 10 tiba dirumah delia yang mewah
Disambut dengan gongongan anjing tanpa pikir-pikir lagi rosyid langsung tancap gas , tiba terlihat mobil mewah datang menhampiri delia dan ternya didalamnya adalah orang tuanya.


Adegan 11 Di Jalan Raya Disiang Hari
Dengan keramaian mobil lalu lalang


Adegan 12
Terlihat berbincang-bincang dengan sepupunya membahas masalah peci yang hingga saat ini rasyid tidak ingin memakainya karena tidak cocok dengan ukuran rambutnya akan tetapi seolah-olah sepupunya tidak memperhatikannya , malah sedang asyik memandang seorang gadis yang sedang tebar pesona.

Adegan 13 suasana didalam rumah
Keluarga rosyid sedang makan dan tiba-tiba rosyid keselek dan orang2 yang ada didekatnya khawatir dan kemudian dia kembali sadar dan meminta uang kepada abahnya untuk biaya fotong rabut , peci dan obat kutu dan lain-lain tetapi dia hanya menipu ayahnya.

Adegan 14 suasana di masjid disiang hari
Rosyid dipaksa untuk mengikuti diskusi agama islam bersama ayahnya dan teman lainnya.didlam perbincangan tersebut terlihat rosyid menentang ustad terkait malasah ajaran agama dan tradisi dan ayahnya sangat marah karena merasa tidak menghormati ustad tersebut.

Adegan 15 suasana diruang
terlihat ayah rasyid dan ibu rasyid serta tante rosyid berbincang bincang untuk mencari rosyid seorang istri yang sesuai dengan pilihannya.

Adegan 16 rumah delia
Bertemu dengan orang tuanya dan selaligus berkenalan
Rasyid                  : malam om ( sambil menjabat tangan ayah delia)
Ayah Delia                       : malam
Rasyid                              : malam tante
Ibu Delia              : kamu teman kuliahnya delia ?
Rosyid                              : bukan tante
Ibu Delia              : teman kerja..?
Delia                     : dia penulis sekaligus penyair pencetus ws.rendra
Ibu Delia              : saya kira setelah rendra gak ada lagi penyair ?
Rosyid                              : ada tante , saya.

Ibu Delia langsung mengajak delia untuk masuk sedangkan ayah delia serius bertanya tentang bagaimana kedekatan dia dengan delia.

ayah Delia            : kamu teman dekatnya delia ?
Rosyid                  : begitu lah
Ayah Delia           : kamu serius ?
Rosyid                  : begitu lah om
Ayah Deliah         : saya kasih nasehat  sedikit boleh ?
 Rosyid                  : boleh om
 Ayah Delia           : tidak mudah buat kamu , buat delia , buat kami dan juga buat kelurga kamu , jadi tolong pikirkan.
 Rosyid                  : begitu om
 Ayah Delia           : begitu lah ( sambil pergi meninggalkan rosyid )
disinilah mulai terjadi konflik kecil dimana orang tua adelia melarang ia dekat dengan rosyid dikarenakan  persoalan perbedaan.dan adelia bertanya kepada orang tuanya :
Delia                     :  kenapa sih orang membatasi cinta karena perbedaan ?
lalu kedua orang tuanya hanya terdiam karena tidak mampu menjawab.

Adegan 17 Suasana Dikelas
Terlihat Rosyid sedang mengajar anak-anak jalanan.
dan tiba-tiba bersama temannya datang membagi makanan untuk anak-anak itu.

Adegan 18 Di rumah Delia
Ruang makan, sambil berbincang-bincang dengan keluarga membahas masalah kepindahan delia ke amerika untuk memisahkan dia dengan rosyid akan tetapi delia menolak dan meyakinkan itu tidak akan terjadi sambil meninggalkan ruang makan.

Adegan 19 Disekitar Perkampungan
Ditengah asyik berdiskusi dan bercanda tiba-tiba datang sekelompok masyarakat yang mengaku penegak islam memberontak dan menganggap rosyid dan temanya menganut aliran sesat apalagi melihat seorang perempuan , ia menganggap apa yang dilakukan rosyid bersama kawan-kawan berzina.

Massa                    : keluar-keluar-keluar ( sekelompok massa dengan seragam yang sama mengamuk dan membawa masing-masing sebatang kayu untuk memberontak )
Teman Rosyid       : ada apa ini ?
Salah satu massa : kami sudah tahu kelakuan kalian semua , jadi kami meminta kalian untuk bubar dari sini sebelum kami memaksanya.kamu mengaku saja kalau aliran kamu itu aliran sesat ( sambil sekelompok lainnya berteriak dan membenarkan, betul-betul”
  Rosyid                 : sebentar pak , sebentar , ada masalah apa ini ?
 Salah satu massa : alah kamu tidak usah mengelak , aliran kamu ini aliran sesat
Kemudian Rosyid kembali membantah dan sekelompok itu semakin marah dan mengapuk , tiba-tiba Pak RT muncul
 Pak RT                 : ada apa ini ?
saya RT disini sebagai RT saya tidak suka ada yang ribut-ribut dilingkungan ini. akan tetapi pak RT tidak berhasil menyelasaikan masalah amuk sekolompok yang mengaku islam radikal tersebut semakin tidak terbendungi , terdengar lemparan batu dijendela.hingga akhirnya masalah dapat diselesaikan.
Adegan 20 Di ruang Tamu
Tampak delita mendatangi rosyid karena ingin mengetahui keadaan Rosyid dan ketika sedang asyik ngobrol tiba-tiba ayah rasyid datang dengan wajah dan cara biacara yang sinis.delisa meras tidak enak dan menggap kedatangannya tidak diinginkania  ( menjadi ngambek ) dan hendak pulang.


Sience 21 Di jalan Raya
Delisa menelpon rosyid dan memberitahukan ketidaknyamanan dia soal kejadian tempo hari yang sempat terjadi bentrok dan meminta untuk menenangkan pikiran terlebih dahulu hingga akhirnya kembali kekeadaan semula.

Adegan 22 Dirumah Rosyid Malam Hari 
Diawakli dengan berbincang-bincang dengan serius , tiba Rosyid membacakan puisi untuk ibunya bagaimana ia mengungkapkan perasaannya dengan puisi tersebut.

 Rosyid                  : puisi

“ untuk mamaku tercinta “

Mama yang tercinta akhirnya kutemukan juga jodohku
Seseorang bagaikan berbekal seseorang yang sederhana     dalam tingkah dalam Bicara serta sangat menyayangi ku
Mama burung darah jantan yang sejak dulu kau pelihara kini
Terbang dan menemukan jodohnya.
Mama , aku telah menemukan jodohku  haraplah engkau jangan cemburu , Hendaklah hatimu yang baik itu mengerti
Pada waktunya aku harus engkau lepas.

Ditengah-tengah pembcaan ibu rosyid dia menangis terharu mndengar puisi Anaknya tersebut.tiba-tiba ayahnya muncul dan minta untuk dibuatkan puisi juga , lalu Rosyid membuatkannya dengan sedikit mengejek (hanya bercanda).

Adegan 23 Di Ruang Tamu
Rosyid ternyata kedatangan tamu yang tidak diduga-duga , gadis yang sangat sopan, cantik, lembut dan berjilbab bernama nabila datang bersama adik abahnya itu bermaksud untuk mengenalkan dia dengan rosyid.
Dan abahnya sangat gembira dengan kedatangan gadis tersebut , dan dengan gembiranya ia membiarkan rosyid dan nabila berbincang-bincang untuk saling mengenal.

Adegan 24
Delia datang menghampiri Rosyid karena ia merasa tidak sanggup tidak ketemu dengan Rosyid yang sudah beberapa lama tak menghubungi dia tapi bukannya hal menyenangkan yang dia dapat malah kembali bertengkar dengan Rosyid karena hunbungan mereka yang selalu disembunyikan.

Adegan sience 25 Didalam Rumah Rosyid Malam Hari
Abahnya sudah mengetahui hubungan mereka yaang berbeda agama , malam itu terjadi pertengkaran yang sangat hebat.

Abah                    : seperti tidak ada perempuan lain di dunia
Rosyid                  : kalau itu memang jodoh
Abah                    : kita tidak boleh menikah beda agama
Rosyid                  : ada tuch yang nikah beda agama sampai jadi kakek dan punya banyak cucu
Abah                    : pokoknya abah tidak akan setuju kalau sampai kamu bersikeras kamu tidak saya anggap sebagai anak lagi
Ibu Rosyid           : abah tidak boleh bicara seperti itu ( sambil menangis )
Rosyid                 : kalau itu memang kehendak abah , saya akan pergi dari sini
Ibu Rosyid           : tidak nak , ( mencoba untuk menenangkan hati rosyid akan tetapi rosyid tetap haru pergi dan meninggalkan rumhanya ke rumah sahabat dia , dirumah sahabatnya ia mendapatkan arahan dari ayah sahabatnya yang merupakan ustda juga ia memberikan arahan  tentang menikah beda agama.disana ia dituntun untuk lebih taat beribadah kepada allah swt untuk diberikan jalan keluar dri masalah yang ia hadapi , begitu dengan delita mereka sama-sama berdoa sesuai dengan keyakinan masing-masing.

Adegan 26 jalan raya
Ayah Rosyid nampak terlihat di warung-warung untuk menacari – cari sesuatu  yang bisa membuat anaknya patuh kepadanya akan tetapi ia hanya tertipu dengan  usahanya tersebut.

Adegan 27 Di Rumah Sahabatnya Siang Hari
Berniat untuk menjemput rosyid , abahnya malah bertengkar lagi denga rosyid karena merasa tidak dihargai dan kembali pulang dengan rasa kekecewaan.

Adegan 28 Di Rumah Rosyid
Terlihat abahnya sangat berseduh dan menangis memikirkan anak sematawayangnya yang tidak sesuai dengan harapannya tetapi dibalik kesedihannya ia masih belum bisa menerima anaknya menikah dengan gadis yang beragama katolik itu.

Adegan 29 Di Ruang Tamu
Suasana ramai diruang tamu berkumpul dengan keluarga terlihat nabila dengan kelurga, tanpa konfirmasi dan sepengetahuan dia sebelumnya ternyata ingin dinikahkan dengan nabila.ia tidak bisa menerima semua itu akan tetapi ibunya meminta dengan sangat kepada rosyid untuk bisa memenuhi harapannya tersebut dan Rosyid hanya terdiam dengan penuh keragu-raguan.

Adegan 30 Di Teras Rumah
Tampak nabila datang mencari rosyid tapi rosyid sedang tidak ada dirumah , ia hanya bertemu dengan ibunya rosyid tapi ibunya memberitahu bahwa rosyid sedang dirumah temannya mahdi.

Adegan 31 Di Rumah Mahdi
Disaat Rosyid sedang tertidur dia dibangungkan oleh mahdi
Mahdi                   : rosyid ada yang nyariin loe tuh
Rosyid                  : siapa ?
mahdi                   : uda temuin ajha dulu

Lalu Rosyid pun menemui tamunya itu dan ternyata yang datang adalah nabila

Nabila                   : maaf yach aku ganggu kamu , sid tadi malam aku gak bisa tidur , aku pengen cepatcepat ketemu ma kamu , ada yang ingin aku tanyain sama kamu syid
Mahdi                   : syid aku duluan yah , tamunya dikasih minum tuh ,
Rosyid                  : iya
Rosyid                  : entar yah aku bkinin minum dulu.

Disaat Rosyid tengah mengambil minuman tiba-tiba terlihat delia sedang berbincang-bincang dengan Nabila , Rosyid sedikit terkejut.

Delia                     : pagi
Rosyid                  : pagi , mau minum ?
Delia                     : gak usah
Rosyid                  : gak pa-pa aku ambilin

Tiba-tiba nabila pamit untuk pulang.
Rosyid menyusul nabila , dengan pamit terlebih dahulu kepada delia

Rosyid                  : sebentar yah
Rosyid                  : nabila , entar aku jelasin yach
Nabila                   : gak pa-pa kok semuanya uda jelas dan nabila pun pergi dari rumah itu.


Adegan 32 Di Tepi Danau
Terlihat Rosyid sedang bersama delia yang masih membahas hubungan mereka yang masih penuh dengan keragua-raguan dan disaat mereka sedang asyik mengobrol tiba-iba hujan pun turun dan mereka pun langsung meninggalakna tepi danau tersebut.

Adegan 33 Di Rumah Nabila Malam Hari
Rosyid menemui nabila
Nabila                   : Syid masuk
Rosyid                 : gak usah gak pa-pa , aku kesini karena mendengar langsung dari kamu , alasan kamu mau menrima lamaran keluarga aku
 Nabila                  : aku cuman gak mau kecewain abi sama kelurga kamu
 Rosyid                 : sebenarnya sih waktu keluarga aku kesini melamar aku gak dikasi tahu dan aku bingun aku pikir kamu ..? ( tiba-tiba nabila menyambung ….
Nabila                  : cinta sama kamu ? gak syid , aku suka semua puisi-puisi kamu
Rosyid                 : kalau begitu kamu gak usah ngepaksain karena tidak semua kemauan orang tua kamu harus diturutin , sebagi anak kamu juga berhak berpendapat
 Nabila                  : lagian kamu tidak suka sama aku
 Rosyid                 : aku suka sama kamu tapi hanya teman , sahabat , saudara , kakak

Akyhirnya Nabila pun hanya terdiam meneteskan air mata , rosyid pun beranjak pergi meski hujan.

Adegan 34 Di Rumah Rosyid
Bunyi telepon berdering dan terdengar kabar bahwa terjadi banjir besar dan mengakibtkan keluarganya terluka termasuk abinya dan tanpa basa basi ia langsung kerumah sakit untuk menemui mereka.

Adegan 35 Di Rumah Sakit
Terlihat orang-orang lalu lalang , abi rosyid keluar ruang periksa dengan kaki yang pincang dan Rosyid membantunya menanyakan keadaan uminya tapi mereka semua selamat dan kebetulan adik abihnya melahirkan seoarng anak permpuan dan mereka semua senang.
lalu tiba-tiba muncul delia dengan seragam pekerja sosialnya dan ibunya pun sangat berterima kasih karena telah menolongnya.

Adegan 36 Di Rumah Delia
Disaat sedang duduk merenung didekat kolam , tiba-tiba ayah delia muncul dan membujuk delia bahwa dia tidak akan melarang-larang dia lagi dekat dengan Rosyid begitun dengan Rosyid disaat dirumahnya ayahnya yang keras  kepala tersebut ternyata sudah luluh dan merelakan hubungan mereka meski masih sedkit ragu.

Adegan 37 Di Panggung
Terlihat Rosyid dengan gagahnya berpuisi disaksikan banyak penonton dan keluarga , mereka sangat terharu bercampur bahagia mendengar puisi Rosyid yang mengena isi hatinya tersebut.
( pemain Rosyid , delia )
Setelah pementasa usai semua orang telah pergi tinggal lah Rosyid bersama delia.

Delia                    : Syid malam ini kamu janji akan mengambil keputusan , kamu uda tahu jawabannya belum
 Rosyid                 : kamu sendiri ?
      Delia                     : jujur sampai sekarang aku juga belum tahu
Rosyid                 : kita memang tidak pernah mempunayi jawaban yang pasti karena setiap orang berbeda pendapat dan juga keyakinan
 Delia                    : jadi ?
 Rosyid                 : jadi yah ,, kita harus berani mengambil keputusan walaupun dengan jawaban yang tidak pasti.

Akhirnya mereka mengambil keputusan “ liat saja nanti “ dengan tidak lagi memaksakan perasaan mereka sambil menari-nari dan akhirnya diantara mereka tidak ada yang bersatu , rosyid akhirnya kuliah sasrta di uneversitas indonesia dan menikah dengan cut sahara lulusan program diploma dan akhirnya dikenla dengan penyair , begitupun dengan delia melanjutkan kuliahnya di universitas amerika s dan menikah dengan allan seorang aktivis lingkungan hidup dan kemudian dikenal dengan dialog antar budayanya , nabila pun demikian menjadi istri ahmad jarlani berasal dari daerah yang sama dengannya , ia juga membuka butik busana muslim . hingga akhirnya mereka hidup bahagia masing-masing.

SINOPSIS :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGi8LcgXFfMJN9edfoHMyyrVjMsbfBOQaseAF0wSuXXs2uB4rfcwVlpc-8naCTpissb1r6VkPB7wdAGnRbSAGeXAGMSt7glcrQBCx6E5-Ltvc_W9LBavy9O-jIWwC1XAiHeMkXJ0fAOWA/s1600/32.jpg
Rosyid, pemuda muslim yang idealis dan terobsesi menjadi seniman besar seperti WS Rendra. Gaya seniman Rosid dengan rambut kribonya membuat Mansur, sang ayah, gusar karena tidak mungkin bagi Rosid untuk memakai peci. Padahal peci—bagi Mansur—adalah lambang kesalehan dan kesetiaan kepada tradisi keagamaan. Bagi Rosid, bukan sekadar kribonya yang membuatnya tidak mungkin memakai peci, melainkan karena Rosid tidak ingin keberagamaannya dicampur-baur oleh sekadar tradisi leluhur yang disakralkan.
Ternyata tongkrongan seniman Risid membawa berkah juga. Delia, seorang gadis katolik berwajah manis, kepincut pada sosok Rosid. Tentu saja ini hubungan yang nekad . Rosid dan Delia adalah dua anak muda yang rasional dalam menyikapi perbedaan. Tapi orang tua mana yang rela dengan kisah cinta mereka. Maka mereka pun mencari cara untuk memisahkan Rosid dan Delia. Jurus Frans dan Martha, orang tua Delia, adalah dengan mencoba mengirim Delia sekolah ke Amerika. Berbeda lagi dengan Mansur. Ia berupaya menjinakkan Rosid dengan meminta nasihat Said, sepupunya yang ternyata tega menipunya.
Muzna, ibunda yang sangat dihormati Rosid, pun turun tangan. Sang Ibu dengan bantuan Rodiah, adik suaminya, menjodohkan Rosid dengan Nabila, gadis cantik berjilbab yang ternyata mengidolakan Rosid, sang penyair. Memang, cinta Rosid dan Delia begitu kuat, tapi sekuat itu juga tantangannya. Selain perbedaan agama ternyata ada beban psikologis yang harus dihadapi jika mereka meneruskan hubungan itu hingga ke ikatan pernikahan. Pemberontakan Rosid berujung dengan perginya Rosid dari rumah. Rosid menginap dirumah Mahdi, sahabatnya. Ayah Mahdi (Hadad Alwi) memberikan sedikit pemahaman pada Rosid tentang pernikahan beda agama di mata Islam. Bahwa kita harus terlebih dulu memahami tentang agama kita sebelum kita mengambil keputusan. Pernikahan yang seagama saja kadang terasa berat, banyak lika liku, apalagi pernikahan yang beda agama. Kadang manusia merasa tahu segalanya, manusia terlalu mudah mengambil kesimpulan, termasuk Rosid yang begitu yakin Islam membolehkan pernikahan beda agama. Padahal kita belum memahami sedikitpun tentang Islam. Begitu juga abah si Rosid begitu menggebu melarang pernikahan beda agama, padahal ia juga belum sepenuhnya paham tentang agamanya. Rosid lalu merenungkan semua perkataan ayah Mahdi, sementara Delia juga merenungkan keputusannya untuk menikah dengan Rosid, ia mulai ragu apakah pilihannya kali ini benar. Suatu hari Nabila menemui Rosid di rumah Mahdi, Nabila ingin menanyakan kesungguhan hati Rosid, saat yang bersamaan Delia juga datang ke rumah Mahdi. Mereka bertiga dipertemukan. Akhirnya Nabila sadar bahwa Rosid tidak menginginkannya, melainkan mencintai Delia. Delia dan Rosid berbicara di tepi danau, mereka membahas tentang kelanjutan hubungan mereka, yang pada kenyataannya pembicaraan mereka menemui jalan buntu.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXRd45c-8bKEV5lHhf7fG0IQx3SToo0NOrUt1VjPW09qzk2qlPTnu79hyphenhyphenirvgPSA18ZR8xUNXnr6k4h3eJwfgaVWr6auIOh77fTvPjFZBG2qMK2aFFNJlMro-5ThyphenhyphengW4yJQyY5mPexbxQ/s1600/4.jpg

          Suatu hari kakak Rosid akan melahirkan, sehingga Abah dan Umi Rosid pergi ke rumah sakit, namun dalam perjalanan banjir tiba2 datang. Rosid yang mendapat telfon dari rumah sakit segera pergi melihat keadaan orang tuanya. Sesampainya di sana Abah tengah selesai mendapat perawatan pada kakinya yang luka. Tak lama Umi memberi kabar kalau kakak Rosid sudah melahirkan anak perempuan. Semua senang. Tiba2 ada sosok wanita menggunakan seragam tim penyelamat datang menghampiri Umi, Umi memeluk wanita itu sambil tak henti mengucapkan terima kasih. dan ternyata wanita itu adalah Delia. Delia lalu mengucapkan selamat pada Rosid karena mendapat keponakan yang lucu. Delia lalu pamit dan mengucapkan salam setelah dipanggil oleh rekannya. Sementara Rosid yang masih tidak setuju dengan abahnya menyindir bahwa hati abahnya lebih keras dari batu.

           Setelah peristiwa tersebut, Umi mengatakan apapun pilihan Rosid akan didukungnya. Abah Rosid yang sudah mulai sadar kekeliruannya mengatakan pada Rosid kalau hatinya tidak terbuat dari batu, dan apapun pilihan Rosid, Rosid akan tetap menjadi anaknya. Rosid terharu, Abah lalu menambahkan kalau ia ingin di buatkan puisi yang romantis. Tiba hari pementasan puisi oleh Rosid, semua orang hadir, termasuk orang tua Delia yang telah sadar pula atas kekeliruan mereka dan mendukung apapun keputusan Delia. Rosid membaca puisi dengan begitu mengagumkan. Abah dan Umi sangat terharu. Semua orang bertepuk tangan. Tidak ada lagi rasa benci antara orang tua mereka, yang ada hanya decak kagum pada anak2nya. Setelah acara usai, Rosid dan Delia membicarakan keputusan yang akan mereka ambil, karena sesuai kesepakatan pada hari itulah mereka akan mengambil keputusan. Dan akhirnya mereka memutuskan untuk menjadi sahabat, karena jika mereka masih nekat untuk menikah maka akan banyak hati orang lain yang mereka sakiti. Apalah artinya jika mereka berdua bahagia sementara orang lain menderita karena mereka. Delia pun mengerti dan mengatakan kalau mereka jodoh pasti akan dipertemukan, bila tidak di dunia mungkin di surga. Lalu mereka menarikan tarian Arab bersama.(Lupa nama tariannya, maaf)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAwLTjgkizakSvth77L3cSEiAUyn7JUzLFILw2OIzcirMZxCFPN1BS96vmdv0JAPqsiQwQTYI4evP1WEjRR2eS6h7nBNcvXiqqPuRNK_oGJgN7p6kP4aW0GvkQ44BW8Q8s7K8Fs6nes8I/s1600/2.jpg

                   
Film ini memang sudah lama tayang, sekitar Juli 2010 tapi nih film inspiratif banget, jadi gak nyesel deh kalo di puter lagi. Film produksi Mizan Productions ini juga menjadi ajang reuni akting pasangan Lenong Rumpi, Ira Wibowo dan Robbi Tumewu. Mereka kembali beradu akting sebagai orangtua Delia. Sementara itu Henidar Amroe akan memerankan tokoh yang tidak biasanya sebagai perempuan Arab. Ia berpasangan dengan Rasyid Karim sebagai orangtua Rosid. Tidak ketinggalan, film ini didukung deretan pemain terbaik lainnya seperti, Zainal Abidin Domba sebagai Said dan Jay Wijayanto sebagai Anto serta penampilan istimewa dari pelantun lagu-lagu yang menghormati kemuliaan Nabi Muhammad Saw., Haddad Alwi, dan pengacara kondang, Muhammad Asegaf.

 

















DAFTAR PUSTAKA

Stiawan, Yasin. 2006. “Perkembangan Bahasa” “(Online), http://www.siaksoft.com, Diakses tanggal 27 Oktober 2013.
Syamsuddin, A.R. 1986. Sanggar Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka Jakarta.
Pangabean, Maruli. 1981. Bahasa Pengaruh dan Peranannya. Jakarta: Gramedia.
Nababan, P.W.J. 1987. Ilmu Pragmatik: Teori dan Penerapannya, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Rohmadi, Muhammad. 2004. Pragmatik: Teori dan Analisis. Yogyakarta: Lingkar Media.