VARIASI DARI SEGI PENUTUR (Kronolek / Dialek Temporal)
Nofita Sari Sulistyani
Universitas Pekalongan
Bahasa itu menjadi beragam dan bervariasi bukan hanya segi
penutur yang tidak homogen tetapi juga karena kegiatan interaksi sosial yang
mereka lakukan sangat beragam. Bahasa , banyak sekali definisi tentang bahasa.
Bahasa merupakan lambang bunyi. Bahasa merupakan alat komunikasi. Bahasa itu
beragam, artinya meskipun bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama,
namun karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang heterogen yang mempunyai
latar belakang sosial yang berbeda. Fungsi bahasa itu sendiri merupakan
menyampaikan suatu pesan atau informasi kepada seseorang. Disamping itu di dalam
bahasa ada berbagai variasi bahasa dari segi penutur. Salah satuya kronolek
atau dialek temporal. Bahasa yang digunakakan dari waktu kewaktu tidak mesti
sama, terkadang bahasa itu ada pergeseran atau perubahan penggulagan bahasa.
Bahasa sangat berperan penting digunakan dalam kehidupan sehari-hari, pada
zaman dahulu orang Indonesia menggunakan bahasa melayu karena pengaruh kerajaan
Hindu-Budha. Sebelum mengenal bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi bangsa
Indonesia, bahasa yang dipakai zaman dahulu merupakan bahasa melaayu. Dengan
berkembangnya zaman bahasa melayu lamba laun berganti dengan bahasa Indonesia
dengan ejaan yang belum sempurna. Kemudian bahasa Indonesia dengan ejaan yang
belum sempurna diempurnakan. Hingga akhirnya bahasa Indonesia yag baku dan
benar. Dewasa ini, banyak
factor yang membuat bahasa kita menjadi banyak, ya factor itu bisa muncul
dimana saja. Saat ini banyak anak yang telah menguasai bahasa luar, itu karena
factor bahasa Ibu yang melatih bahasa anak itu menjadi bahasa asing, bukan
bahasa Indonesia. Munculnya penyimpangan bahasa seperti bahasa SMS, bahasa
gaul, bahasa prokem, bahasa alay dan masih banyak penyimpangan bahasa lainnya.
Pembahasan
Di Indonesia beragam suku, budaya dan bahasa tumbuh dari sabang
sampai marauke. Keaneka ragaman bahasa ini yang muncul dari era berbeda.
Variasi dari segi penutur bisa kita lihat berdasarkan variasi bahasa
berdasarkan penutur adalah kronolek atau dialek temporal. Yakni variasi bahasa
yang digunakan oleh kelompok sosial pada masa tertentu. Umpamanya, variasi
bahasa Indonesia pada masa tiga puluhan, variasi yang digunakan tiga lima
puluhan, dan variasi bahasa yang digunakan pada masa kini. Bahasa selalu mengikuti
zaman. Jika zaman semakin berkembang maka bahasa akan berkembang pula. Dari
perkembaangan zaman itu kita dapat ambil perbedaan pemakaian bahasa dari
berbagai zaman. Perbedaan itu nampak jelas.
Bahasa Melayu mulai terlihat pada tahun 1901, bahasa melayu
mulai memasuki di penjuru nusantara, dan banyak warga negara Indonesia yang
telah fasih berbahasa melayu pada waktu itu. Bahasa melayu yang masuk pada
Indonesia pada waktu itu juga membawa masuknya islam karena mudah dimengertinya
bahasa melayu.
Contoh bahasa melayu kuno yang digunakan pada zaman -20 an
seperti samudra, istri, kepala, kawin. Dan saat itu bangsa Indonesia menerima
banyak pertukaran bahasa dari bangsa lain, saat bangsa Portugis masuk di
Indonesia bangsa Belanda, Spanyol dan Inggris meningkatkan informsi dan
mengubah kebiasaan berbahasa melayu. Bahasa Belanda banyak memberi pengayaan
terutama pada bidang administrasi kegiatan resmi (upacara kemileteran).
Banyaknya bahasa yang diserap oleh bangsa Indonesia sampai sekarang.
Dalam perkembanganna bahasa melayu mengalami perubahaan dalam
penggunaannya sebagai bahasa kerja bagi adminitrasi kolonial dan dari berbagai
proses pembakuan sejak tahun -20. Sejak adanya sumpah pemuda pada 28 Oktober
1928 dikenalkannya bahasa Indonesia yang bertujuan untuk menghindari kesan
“imperialisme bahasa” apabila “bahasa melayu” tetap digunnakan.
Pada awalnya bahasa Indonesia ditulis dengan tulisan
latin-romawi mengikuti ejaan Belanda. Dari banyaknya bahasa, bahasa melayulah
yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan.
Contoh bahasa melayu yang sampai sekarang digunakan misal :
-
Nyiur yaang berarti kelapa
-
Sotong yang berarti cumi – cumi (kata ini masih
banyak digunakan pada masyarakat sekitar Jawa)
-
Begajul yang berarti bandel (kata ini masih
digunakan masyarakat sekitar Jawa)
Saat
terlaksanaya sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1945 masih menggunakan
bahasa Indonesia yang belum baku.
Penambahan huruf – eo dan – o menjadiciri khas untuk penggunaan bahasa
pada tahun ini. Missal
-
Doelou
– dulu (yang)
-
Poetosan
– putusan (yang baku)
-
Pemoeda
– pemuda (yang baku)
Penghilangan
imbuhan –oe dan diganti menjadi huruf u akan lebih sederhana. Tidak
terlaluberlebihan, karena tidak eektinya sebuah kalimat.
Setelah penggunaan bahasa melayu pada tahun duapuluhan, pada
tahun tujuh puluhan terdapatlah bahasa prokem atau bahasa gaul, ragam bahasa
yang nonstandar ini sering digunakan di Jakarta yang kemudian dikaitkan dengan
bahasa gaul. Bahasa prokem ditandai dengan bahasa Indonesia atau dialek betawi
yang dipotong dua fonemnya yang paling akhir kemudian disisipi bentuk –ok
didepan fonem akhir yang tersisa.
Misalnya kata Bapak yang dipotong Bap, kemudian disisipi
–ok, menjadi Bokap.
Bokap bisa diubah menjadi nyokap huruh b diubah menjadi ny
Bahasa prokem yang berkembang di Indonesia lebih dominan
oleh bahasa Betawi yang mengalami penyimpangan/ pengubahan pemakaian kata oleh
kaum remaja Indonesia yang menetap di Jakarta. Sebenarnya bahasa prokem adalah
bahasa yang disunakan preman. Sering kita jumpai preman sering menggunakan
bahasa prokem. Bahasa prokem pada awal tahun tujuh puluhan telah menyebar
hingga wilayah Yogyakarta, Semarang dan Solo. Bahasa pada tahun tujuh puluhan
semakin berkembang hingga sekarang, dan bahasa prokem yang muncul tidak serta
merta hilang atau terkubur oleh bahasa-bahasa yang sekarang muncul. Disitu
muncullah bahasa rahasia yang mereka ciptakan sendiri yang mereka namakan
bahasa rahasia, dengan menyisipkan “in” diantara huruf mati dan huruf hidup.
Misal
Mambu wangi (bau harum) menjadi minambinu winangini
Cewek menjadi cinewine
Pada tahun delapan puluhan bahasa rahasia punah.
Peninggalannya hanya tersisa pada bahasa lisan para eyang. Meskipun demikian
disebuah radio masih sempat mereproduksi kata yang sempat ada pada waktu itu.
Indonesia
adalah Negara kepulauan, jadi tidak heran jika Indonesia memiliki bahasa
Ibu dan budaya yang banyak dari berbagai
daerah. Bahasa Indonesia adalalh bahasa pemersatu dan mempermudah komunikasi
antar suku di Indonesia. Belakangan ini sering muncul bahasa gaul yang sangat
banyak dari bahasa SMS bahasa akronim, dan bahasa alay. Setelah di tahun dua
puluhan bangsa Indonesia menggunakan bahasa melayu, di tahun lima puluh hingga
tahun ttujuh puluhan masuk bahasa prokem atau bahasa rahasia, dan sekarang di
tahun dua ribuan muncullah bahasa gaul, alay, SMS dan lain sebagainya. Setelah
bahasa Indonesia disahkan sebagai bahasa persatuan oleh pemerintah pada tanggal
28 Oktober 1945 bertepatan hari sumpah pemuda. Kreatifitas anak muda lah yang
mampu membangun atau membuat suatu bahasa itu menjadi sangat digemari. Bahasa
SMS muncul sekitar tahun dua ribuan. Missal
-
Bahasa
SMS yang disingkat
Kmu lg ap?
-
Bahasa
SMS menganti huruf S dengan C
Celamat ciang kmu!
-
Penggunaan huruf kapital digabung dengan huruf
latin
lGi aPa kMu ?
-
Penggunaan simbol – simbol pada kalimat
l@g! @pa k@mu >
Ada lagi penggunaan bahasa akronim yang anak muda mengarang
sendiri, misal :
-
Gpp ( nggak apa apa) pengunaan kata nggak yang
tidak baku dalam penerapan kehidupan sehari-hari, seharusnya diganti dengan
kata tidak.
-
Gpl ( gak pake lama ) penggunaan kata gak dan
pake tidak baku seharusnya di ganti dengan kata tidak dan embakuan kata pake
menjadi pakai.
Masih banyak contoh – contoh variasi bahasa yang serupa
dengan akronim ini. Kita sebagai warga Indonesia haruslah membenahi tata bahasa
Indonesia dan membenarkan penggunaan bahasa Indonesia. Haruslah bangga kita
sebagai negara Indonesia yang memiliki budaya yang sanggat banyak. Dan patut
untuk melestarikan budaya dan pemakaian bahasa Indonesia dengan benar, supaya
tidak terkikis oleh perkembangan zaman.
contoh – contoh demikain sering digunakan pada remaja ,
contoh tersebut masih sedikit karena masih banyak variasi-variasi bahasa yang
berkembang pada remaja khususnya penggunaan bahasa alay. Kita sebagai warga
indonesia haruslah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut
tata bahasa Indonesia.
Masuknya bahasa atau dialek Betawi yang dianggap itu
merupakan variasi bahasa pada tahun dua ribuan. Misal kata loe yang sering kita
gunakan atau kita dengar di lingkungan sekitar rumah. Keberadaan bahasa
Indonesia sejak awal terbentuknya hingga sekarang dan sampai keterbukaan akan
bahasa Indonesia itu sendiri. Telah melahirkan dua faktor berkaitan dengan bahasa
Indonesia, meliputi :
a) Fenomena
positif bahasa Indonesia telah berkembang dengan baik pada kalangan masyarakat.
Sekarang banyak ibu – ibu muda yang mendidik anak atau bahasa ibunya memakai
bahasa Indonesia. Disini ibu telah mengajarkan pada anaknya untuk berbahsa
Indonesia sejak kecil. Dengan demikian keterampilan anak mereka berbahsa
Indonesia sebagai keterampilan berkomunikasi sangat bagus. Dan tindakan yang di
ambil oleh Ibu-ibu muda sangat tepat, karena untuk menumbuhkan rasa bangga akan
bahasa Indonesia. Penanaman bahasa Indonesia sejak kecil akan mempermudahkan
anak saat berkomunikasi dan bisa menerapkan di kehidupan sehari – hari, serta
anak mampu membagi ilmu yang mereka dapat.
b) Fenomena
negatif seiring dengan berkembangnya zaman, penggunaan bahasa Indonesia sering
menyimpang dari kaidah bahasa. Kesalahan – kesalahan yang dibuat dan di
simpangkan membuat bahasa Indonesia itu sendiri semakin kacau. Dewasa ini anak
muda serinng menyepelekan bahasa Indonesia, dan lebih mengutamakan bahasa lain
seperti bahasa Inggris, bahasa mandarin, dan lain – llain. Rendahnya tingkat
kesadaran anak muda zaman sekarang untuk memakai atau menggunakan bahasa
Indonesia secara baik dan benar karena adanya perkembangan teknologi yang
semakin canggih. Seringnya penggunaan bahasa SMS , bahasa Prokem, akronim,
bahasa alay dan lain sebagainya. Masalah ini
yang sering muncul pada tahun dua ribuan. Sekarang kita sering menyepelekan dan
sering mencampur adukan bahasa Indonesia
dengan bahasa Jawa atau bahasa lain. Penyimpangan bahasa ini sering terjadi, sering muculnya bahasa Indonesia
yang dicamour Inggris atau di Inggriskan. Bahasa Idonesia dalam konteks
kebudayaan nasional merupakan komponen yang paling representative dan dominan,
termasuk upaya melanggengkan kesatuan bahasa ( menurut Hasan Alwi 1989 ).
Dampak globalisasi berakibat buruk untuk bahasa
Indonesia, banyak TV, Handphone, majalah, gadget, laptop hampir semua barang
elektronik memakai bahasa ingggris. Denderung bangsa Indonesia haruslah
mengarti arti kata bahasa Inngris tersebut. sebaiknya ika saat penayangan acara
TV penyiar harus mencontohnkan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Karena
anak – anak secara langsung akan menyerap informasi tadi. Acara TV atau majalah
haruslah sering-sering menampilkan tayangan yang bermanfaat dan membangun jiwa
nasionalisme, missal diadakan debat bahasa Indonesia, cerdas cermat, diskusi
dan lain sebagainya. Bahasa Indonesia sangat mudah jika kita benar-benar
memahami, aka tetapi dalam lingkup sekolah dan ruang lingkup sekolah. Pelajaran
bahasa Indonesia dianggap mudah, tetapi pada akhirnya saat Ujian Nasional
jarang anak-anak yang mendapatkan nilai 10. Dan kita sebagai penerus bangsa
haruslah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, karena jika bukan
kita siapa lagi yang akan melestarikan bahsa Indonesia tersebut. banyak variasi
bahasa yang muncul dari tahun ke thun. Dan dari tahun-tahun itu mempunyai
banyak cirri khas dri bahasa itu sendiri.
Darter
pustaka
Akmajian,
Andrian, dkk, 1979. Linguistic : an introduction to Language and Communication,
Masachusetts : The MIT Press.
Alwasillah,
A. Chaedar. 1085 sosiologi Bahasa. Bandung: Angkasa.
AnwarKhaidir.
1984. Fungsi dan Peranan Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas
Press.
http://kasihfalentina.blogspot.com/2015/05/fenomena-penggunaan-bahasa-indonesia-di.html:http://en.wikipedia.org http://jaririndu.blogspot.com/2012/01/sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia.html http://bahasa.kompasiana.com/2012/09/24/perkembangan-bahasa-indonesia-di-era-global/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar