Halaman

Pages

Laman

Kamis, 28 April 2016

Senyum manismu setan



Kita bicara dlam tataran nada tak bermakna
Kau dan aku berbalut dalam kebisuan
Kita berdiri dalam ruang kemarahan
Berjalan merayapi lembah berlendir di kota ini
Ketepatan berkata adalah modal menyampaikan perasaan
Ketiaka semua diam, kita diam dan berbicara dalam hati yang bergemuruh
Malam dg lampu2 tua yang redup membuatku lamur
Seketika cinta berubah murka berapi api
Aku lihat dibalik wajah yang ranum itu berdiri setan yang tersenyum menatapku girang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar