Hidup memang mengesankan, jika itu dilihat orang lain. Orang tak selalu benar meski kadang melihat. Kuncinya selalu bersyukur, itu yang sampai sekarang masih saya pelajari. Beberapa pelajaran dalam perjalanan yang aku tempuh sedikit membuka mataku untuk lebih bersyukur. Aku melihat anak kecil berlarian d jaalan meminta sumbangan, ada juga bapak2 yang berjalan dengan susah payah karena lumpuh, ibu2 menggendong anaknya dengan tangan menengadah meminta recehan. Renunganlah yang membuat aku tau masih banyak yang lebih menderita.
Lepas dari semua itu selalu kubayangkan seekor burung gereja yang berjajar di kabel tiang listrik dekar penggilingan padi. Aku meembayangkan seekor burung itu adalah aku. Beratap gembiranya aku dalam bayangan ini. Tapi aku lupa bahwa Allah selaalu memberikan uian buat mahluknya. Kembali lagi dalam kesadaran bahwa aku harus bersyukur menjadi diriku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar