Kurang minatnya siswa dalam proses pembelajaran bahasa indonesia
Oleh: Taofiq Arrohman
Tonggak utama dalam komunikasi manusia adalah bahasa. Bahasa merupakan alat konunikafi fital dalam kehiduban bersosial. Bahasa yang baik akan diperoleh dari proses belajar yang berkesinambungan. Kita bisa dapatkan semua itu melalui proses pendidikan di sekolah maupun instansi lainnya.
Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa Degeng (1989). Kegiatan pengupayaan ini akan mengakibatkan siswa dapat mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien. Upaya-upaya yang dilakukan dapat berupa analisis tujuan dan karakteristik studi dan siswa, analisis sumber belajar, menetapkan strategi pengorganisasian, isi pembelajaran, menetapkan strategi penyampaian pembelajaran, menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan menetapkan prosedur pengukuran hasil pembelajaran. Oleh karena itu, setiap pengajar harus memiliki keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran untuk setiap jenis kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dengan memilih strategi pembelajaran yang tepat dalam setiap jenis kegiatan pembelajaran, diharapkan pencapaian tujuan belajar dapat terpenuhi. Gilstrap dan Martin (1975) juga menyatakan bahwa peran pengajar lebih erat kaitannya dengan keberhasilan pebelajar, terutama berkenaan dengan kemampuan pengajar dalam menetapkan strategi pembelajaran.
Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi pelajaran yang sangat penting di sekolah. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah agar siswa memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar serta dapat menghayati bahasa dan sastra Indonesia sesuai dengan situasi dan tujuan berbahasa serta tingkat pengalaman siswa sekolah dasar. Akhadiah dkk. (1991: 1).
Aspek kemampuan berbahasa yang meliputi keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis yang berkaitan dengan ragam bahasa maupun ragam sastra merupakan ruang lingkup standard kompetensi pembelajaran Bahasa Indonesia. Dengan mengedepankan aspek diatas diharapkan siawa mampu berkembang dalam hal kebahasaan yang bisa mencakup semua aspek mata pelajaran nantinya.
Dari beberapa aspek yang ditawarkan diatas bertujuan agar siswa mampu lebih cakap dalam berbahasa lisan maupun tulisan.btak hanya itu, tujuan pembelajaran bahasa Indonesia bagi siswa adalah untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Indonesia sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, sedangkan bagi guru adalah untuk mengembangkan potensi bahasa Indonesia siswa, serta lebih mandiri dalam menentukan bahan ajar kebahasaan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan siswa.
Selain itu, tujuan umum pembelajaran sebuah Bahasa adalah memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Dengan pembelajaran Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain dan untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan kesusasteraan merupakan salah satu sarana untuk menuju pemahaman tersebut.
Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah diharapkan membantu siswa mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinasi yang ada dalam dirinya.
Pendidikan bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.
Namun kenyataan yang diharapkan justru berbanding terbalik dengan yang diharapkan. Bahasa indonesia yang selama ini kita banggakan justru kurang diminati oleh siswa kebanyakan. Seiring berkembangnya zaman dan akulturasi antara budaya luar yang semakin mudah masuk di negeri kita merupakan salah satu penyebab kelunturan minat dengan bahasa sendiri.
Banyak siswa yang justru memandang sebelah mata bahkan menyepelekan bahasa indonesia yang mereka anggap gampang. Padahal masih banyak hal yang belum siswa ketahui terkait bahasanya sendiri. Contoh, dalam novel atau kesusastraan lama yang banyak kita temukan kata bermakna kiasan. Hal ini menunjukkan ketidak seriusan siswa dalam proses pembelajaran bahasa indonesia.
Hal ini perlu kita cermati terlebih seorang pendidik yang bahwasanya adalah tokoh sentral pembentuk karakter siswa. Siswa juga perlu metode yang menarik agar proses pembelajaran bahasa indonesia lebih menarik sehingga siswa senang dan lebih aktif mengikuti pembelajaran bahasa indonesia. Contoh saja dalam materi mendeskripsikan sesuatu guru bisa mengambil metode penderskripsian ruangan, lingkungan sekolah, suasana sekolah, atau lainnya yang bisa dilakukan diluar kelas. Hal ini lebih menarik. Pasalnya siswa merasa bebas dalam mengekspresikan dirinya.