cerita kisah
Oleh: Anin Tiar
Disebuah kampus pekelangan, saat awal perkuliahan, ada cowk yang keren. Kucoba mendekatinya dan kuberanikan untuk berkenalan dengan cowk tersebut.
“Mahasiswa baru ya mas?” Tanyaku dengan imbuhan senyuman.
“Eh iya mbak, mbaknya juga pok?” Dengan senyum 13 (satu kubik).
“Hmm, Iya mas. Kalau boleh tahu pulangnya mana mas? Terasa kaku lidah ini niatnya mau Tanya nama malah tanya alamat, hmm.
“Bandung mbak” Dijawabnya datar
“Oh, Pantes, eh mas la namanya siapa to?” Agak agresif dikit.
“Demis” Lagi-lagi jawabanya datar
“Weh keren lumanyun eh lumayan modern.”
“Keran opo mbak?” Tiba-tiba ada suara menyela dari belakangku
“Kenapa mas?” aku jadi kepo
“Demis Laputratuna “Deno Kemis Lauhir Putra dari Tuuurah dan Narko” Dijawab ala iklan mie sedap ayam special.
“Hemmg (menahan mulut), asal Bandung ya? Hmm jauh juga”
“Jauh mana mbak, Bandung, Bandar gunung”
“Wuaduh” jadi merasa bodoh dua kali. Aku tertipu
Sipenyela tertawa menang, sedang si demis hanya senyum satu kubik. Akhirnya aku juga tertawa dan selalu teringat Demis Deno Kemis. Hahahaha. Uptzz.