Halaman

Dua tahun

0 komentar

keberadaan seorang anak terkadang membebani. tp jika dipikir beban orang tua jau lebih berat. membayangkan mengasuh anak adalah hal yangtidak gampang. saya sebagai anak pun membayangkan menjadi orang tua pun berat. merasa kasihan kepada mereka yang anak2nya berdusta dan durhaka. pantas Allah mengutuk anak yang durhaka. sebab memang berat dan butuh tanggungjawab yang tdak enteng. 
dua tauhun sudah aku meninggalkan kampung rumah dan kluarga. selama dua tahun ini aku jalani hari2 tanpa kawan sedulur. dengan berani aku menantang kerasnya kehidupan tanpa siapapu tanpa apapun. menjadi orang jalan memang tidak gampang, tp aku harus siap dengan resiko. 
dua tahun hidup tanpa keluarga bak hidupdi hutan. untuk urusan makan pun harus sueveval, sebab jikatidak begitu mungkin akan mati kelaparan. dan beruntungnya ku masih memiliki Allah yang masih sudi memberiku rizki.
tapi sebenarnya Allah murka kepadaku. jika ada yang bertanya kenapa, maka aku akan menjawab karena aku termasuk orangvyang dirhaka. kenapa begitu?
selama dua tahun ini aku telah mendustai keluargaku dan hidupku. hingga akhirnya aku jatuh dan kebencian tertanam kepadaku. rizki yaang Allah berikan kepadaku kian berkurang dan sedikit orang yang hanya dekat denganku. kesehatan pun Allah kuraangi buatku. hingga pada akhirnya Allah masih memberiku sakit. 
selama dua taun pun malam2 ku nampak tiada berguna. hampir setiap malm mereka orang yg berpengaruh dalam hidupku sebelumnya datang menemuiku.
dan hari minggu sore ketika aku pergi bersepeda, berjumpalah aku dengan bapak tua yang ketika itu tepat mahrib, dalam hati aku merasaa malu dan menangis. aku sendiri yang masih muda sering melalaikan Allah. Meski tanpa bertegus sapa bapak tua yang aku lihat sedaang menunaikan sholat mahrib. yang aku kagumi adalah ketepatan waktu padahal ia masih dijalan dan bersujid beralaskan plastik. Allahhu Akbar.
malamnya aku bermimpi. ada seorang ibu yang sangat sayang kepada anaknya hingga ia menangis karena anaknya menderita.
anaknya adalah seorang yang baik perangainya. ia duduk di bangku sma. ketika ia akan berangkat sekolah dan sedaang menyiapkan pakaian dan sang ibu mamakaikannya layaknya masih kecil. sang ibu pun segera meembereskan rumah. waktu sang anak akan berangkat sekolah ia pun segera menemui ibunya untuk pamit. saat akan pamit ternyata iunya sedang manangis dan segera memeluk anaknya. lalu sang anak pamitan.
belum sampai tepat sekolah anaknya pulang karenacelananya rusak dan mencoba mencari ganti. melihat anaknya kebingungan mencari celana ibunya menangis memeluk anaknya. Allahu akbar, Betapa besar kasih seorang ibu hingga sedemikian sedihnya hanya karena melihat anaknya tidak punya seragam sekolah ganti lantaran ibunya tidak memiliki uang untuk membelikannya

- Published By Gooyaabi Templates | Powered By Blogger